KISAH ini mengisahkan perjalanan hidup Nabi Muhammad SAW dari sebelum kelahirannya hingga wafatnya, berdasarkan Sirah Nabawiyah yang disajikan dengan bahasa yang ringan, mengalir, dan penuh keteladanan.
Dimulai dari suasana menjelang kelahiran beliau, di mana Makkah tengah diliputi kemerosotan moral dan kejahiliahan, namun bersamaan dengan itu, tanda-tanda kedatangan seorang nabi terakhir mulai tampak. Lahir sebagai anak yatim, Muhammad tumbuh di bawah asuhan kakek dan pamannya, hingga dewasa dengan kejujuran, akhlak mulia, dan kebijaksanaan yang luar biasa.
Seiring berjalannya waktu, Muhammad menerima wahyu pertama di Gua Hira, sebuah momen yang mengubah sejarah dunia selamanya. Perjuangan dakwahnya di Makkah penuh tantangan—penganiayaan, boikot, hingga hijrah ke Madinah yang menjadi titik awal kejayaan Islam.
Di Madinah, beliau membangun masyarakat yang berlandaskan keadilan dan persaudaraan. Berbagai pertempuran seperti Perang Badar, Uhud, dan Khandaq menjadi bagian dari perjalanan dakwahnya yang penuh ujian. Hingga akhirnya, Fathu Makkah menjadi puncak kemenangan Islam tanpa pertumpahan darah, di mana Rasulullah dengan penuh kasih sayang memaafkan musuh-musuhnya.
Namun, tak lama setelah itu, Rasulullah jatuh sakit. Hari-hari terakhirnya dipenuhi dengan nasihat penuh hikmah kepada umatnya. Hingga akhirnya, dalam pangkuan Aisyah, beliau menghembuskan napas terakhirnya dengan memilih “Rafiqul A’la” (Teman Tertinggi), meninggalkan dunia dengan warisan terbesar: Islam, Al-Qur’an, dan Sunnah yang akan terus bersinar hingga akhir zaman.
Cerita ini bukan sekadar kisah sejarah, tetapi juga perjalanan spiritual yang menyentuh hati, membangkitkan cinta kepada Rasulullah, dan mengajak kita untuk meneladani ajarannya dalam kehidupan sehari-hari. (Dwi Taufan Hidayat)