JAKARTAMU.COM | Geopolitik global sedang tak menentu. Dalam situasi potensi perang di mana-mana, swasembada energi adalah kunci. Setiap negara akan berpikir untuk menyelamatkan diri masing-masing akibat kelangkaan energi.
”Pemerintah yang saya pimpin nanti akan fokus swasembada energi,” kata Prabowo dalam pidato pelantikannya sebagai Presiden RI periode 2024-2029 di Gedung MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Minggu (20/10/2024).
Prabowo mengungkapkan, swasembada energi menjadi kekuatan strategis untuk bertahan ketika perang mengancam ketersediaan energi secara global. Tanpa energi yang cukup, proses pembangunan tidak bisa berjalan lancar.
Tidak bisa tidak, Indonesia yang kaya akan sumber daya alam, harus bergerak untuk dapat memenuhi kebutuhan energinya sendiri. Karunia alam yang subur dan kaya akan tanaman, mesti bisa menjadi modal swasembada energi.
”Kita kaya akan sawit, kita kaya air, kita memiliki geothermal. Semua itu harus bisa menjadikan kekayaan nabati, air dan geothermal sebagai sumber energi. Kita mampu,” ujar Prabowo.
Indonesia memang dikenal memiliki potensi EBT yang cukup besar, seperti energi surya, energi angin, energi panas bumi, bio energi, juga mini/micro hydro.
Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineal (ESDM), kapasitas terpasang energi baru terbarukan (EBT) bertambah 217,7 MW pada semester I 2024. Indonesia terus berupaya meningkatkan rasio energi terbarukan, yang saat ini masih di bawah 15 persen, khususnya untuk listrik.
Ucapkan Sumpah dan Janji
Prabowo Subianto resmi menjabat sebagai presiden bersama Gibran Rakabuming sebagai wakil setelah mengucapkan sumpah dan janji dalam upacara pelantikan di Gedung MPR/DPR, Minggu (20/10/2024).
“Demi Allah, saya bersumpah akan memenuhi kewajiban Presiden Republik Indonesia dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, memegang teguh Undang-Undang Dasar dan menjalankan segala undang-undang dan peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada nusa dan bangsa,” ujar Prabowo.
Pelantikan Prabowo dihadiri para ketua parpol, jajaran komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU), Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), 19 kepala negara, 15 utusan khusus, serta duta besar negara-negara sahabat.
Hadir pula Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo, serta para mantan presiden dan wakil presiden. Hanya Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri yang absen karena disebut sedang menderita flu usai lawatan ke Uzbekistan.