JAKARTAMU.COM | Dalam era digital yang terus berkembang, Muhammadiyah dihadapkan pada tantangan untuk menyesuaikan metode dakwah dan pendidikan agar tetap relevan dan efektif. Perubahan radikal dari dunia fisik ke digital menuntut organisasi ini untuk melakukan pembaruan (tajdid) dalam berbagai aspek.
Salah satu tantangan utama adalah fenomena kekeringan spiritual di kalangan masyarakat yang hidup di era digital. Menurut H. Akhmad Bukhori, S.KM., M.Kes., Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Tegal, diperlukan pendekatan dakwah yang mencerahkan untuk mengatasi hal ini.
Selain itu, generasi muda, terutama generasi Z, memiliki preferensi konsumsi media yang berbeda dibandingkan generasi sebelumnya.
Muhammadiyah perlu mengoptimalkan media digital untuk menyebarkan nilai-nilai Islam Wasathiyah dengan lebih luas dan cepat. Tantangan utama dalam dakwah digital adalah memastikan informasi yang disampaikan tetap akurat dan tidak menimbulkan misinformasi.
Untuk menjawab tantangan tersebut, Muhammadiyah telah melakukan transformasi dalam sistem pendidikan dengan memanfaatkan platform digital untuk pengajaran online, aplikasi pembelajaran interaktif, dan pelatihan guru digital. Langkah-langkah ini menunjukkan adaptasi Muhammadiyah terhadap perkembangan teknologi.
Selain itu, Muhammadiyah juga mengembangkan strategi dakwah kultural yang kreatif di era digital. Inovasi dakwah digital yang kreatif diharapkan mampu diterima oleh semua kalangan, khususnya generasi Z. Strategi ini melibatkan pemahaman terhadap target dakwah dan penggunaan media sosial seperti podcast, Instagram, dan Twitter untuk menjangkau audiens yang lebih luas.
Dengan melakukan pembaruan dalam metode dakwah dan pendidikan, serta memanfaatkan teknologi digital secara optimal, Muhammadiyah berupaya menjawab tantangan zaman dan tetap relevan dalam menyebarkan nilai-nilai Islam di era digital.
Dwi Taufan Hidayat, Sekretaris Korp Alumni PW IPM/IRM Jawa Tengah