SEORANG kiai, selain menjadi panutan dalam hal ilmu agama, juga memegang peran penting dalam menjaga moral dan etika masyarakat. Ketika seorang kiai juga sebagai pejabat publik, tanggung jawabnya semakin besar. Ia bukan hanya seorang pemuka agama, tetapi juga representasi negara, yang dituntut untuk bersikap dan bertutur kata dengan bijaksana dan pantas.
Sebagai seorang kiai, ia dituntut untuk menjunjung tinggi nilai-nilai luhur agama, seperti kesopanan, santun, dan lemah lembut. Kata-katanya haruslah penuh hikmah, menyejukkan hati, dan tidak menyinggung perasaan orang lain. Ia harus menjadi teladan dalam bersikap, menunjukkan perilaku yang terpuji, dan menjadi panutan bagi masyarakat.
Baca juga: Reuni Akbar 212: Memperingati Sejarah dan Merajut Persatuan
Sebagai seorang pejabat, ia harus menjunjung tinggi etika dan profesionalitas. Ia harus bersikap adil, jujur, dan bertanggung jawab dalam menjalankan tugasnya.
Kata-katanya haruslah terukur, tidak emosional, dan tidak menimbulkan kontroversi. Ia harus menjaga martabat dan wibawa negara, serta tidak melakukan tindakan yang dapat merugikan atau mencoreng nama baik institusi yang diwakilinya.
Ketika seorang kiai juga sebagai pejabat, ia harus mampu menyeimbangkan kedua peran tersebut. Ia harus menjadi sosok yang dihormati dan dipercaya oleh masyarakat, baik sebagai pemuka agama maupun sebagai pejabat publik. Ia harus mampu menunjukkan bahwa agama dan negara dapat berjalan beriringan, saling mendukung dan memperkuat satu sama lain.
Dalam bertutur kata, seorang kyai yang juga pejabat harus selalu berhati-hati. Ia harus menghindari penggunaan kata-kata kasar, menghina, atau merendahkan orang lain.
Baca juga: Kesalehan Politik Memilih Pemimpin
Ia harus menggunakan bahasa yang santun, sopan, dan mudah dipahami oleh semua kalangan. Ia harus selalu ingat bahwa kata-katanya memiliki pengaruh yang besar, dan dapat memengaruhi persepsi masyarakat terhadap dirinya dan institusi yang diwakilinya.
Dalam bersikap, seorang kiai yang juga pejabat harus menunjukkan perilaku yang terpuji. Ia harus bersikap rendah hati, tidak sombong, dan tidak menunjukkan sikap arogan.
Ia harus menghargai pendapat orang lain, meskipun berbeda dengan pendapatnya. Ia harus menunjukkan sikap yang ramah dan mudah didekati, sehingga masyarakat merasa nyaman dan percaya kepadanya.
Singkatnya, seorang kiai yang juga pejabat harus menjadi sosok yang ideal, yang mampu menginspirasi dan menjadi panutan bagi masyarakat. Ia harus menjadi contoh nyata bahwa agama dan negara dapat bersinergi dalam membangun masyarakat yang adil, sejahtera, dan berakhlak mulia.(*)
Baca juga: Bagimu Negeri Jiwa Raga Kami