Oleh Prof Dr Dadang Kahmad, MSi; Ketua PP Muhammadiyah
DUNIA ini sudah datar kata Thomas L Friedman, dalam bukunya Hot, Flat, and crowded. Selanjutnya Thomas L Friedman, dalam bukunya itu menggambarkan bagaimana dunia ini telah panas, datar tak berbatas dan sesak padat. Bumi yang telah menjadi desa buana ini memiliki persoalan karena terjadi kerusakan lingkungan global, bertumbuhnya kelas menengah, pertumbuhan populasi penduduk yang cepat, akibatnya planet bumi ini semakin sesak.
Dunia ini sudah tidak lagi bulat melainkan datar (flat). Hal ini terjadi karena faktor teknologi informasi, pasar, geopolitik dan ekonomi global yang memudahkan terjadinya pertukaran di level kelas menengah. Ada beragam faktor yang menjadi penyebab mengapa dunia menjadi datar. Pertama, faktor digitalisasi karena berkembangnya komputer. Kedua, faktor berkembangnya internet. Data bisa dikirim ke mana saja dengan bebas dan gratis, ke seluruh dunia. Ketiga, terjadinya revolusi software dan protokol transmisi data. Ini lah fakta betapa dunia sudah datar, tanpa batas dan distingsi ruang dan waktu menjadi temporal. Dunia menjadi desa buana yang terkoneksi satu sama lain.
Dengan berbagai tantangan global yang ada dan akan semakin tinggi kompleksitasnya, tentunya kita semua harus bersiap, mampu melewati tantangannya sebagaimana spirit Muhammadiyah yang menekankan pentingnya kemampuan adaptasi dan menjadi arus utama kemajuan. Muhammadiyah menekankan pentingnya Islam Berkemajuan (Islam Hadlori), yang mampu menjadi arus besar dari perubahan dunia yang berlangsung lebih cepat. Tentu saja, kita harus siap berubah dengan cepat namun berkualitas. Sebuah strategi yang membutuhkan kesiapan sumber daya manusia, institusi, budaya dan sistem yang hebat pula.
Bila kita menelaah tuntunan yang ada dalam Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah, dalam hal kesiapan menghadapi globalisasi, kita sebagai warga Muhammadiyah diwajibkan untuk: Menguasai dan memiliki keunggulan dalam kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai sarana kehidupan yang penting untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Setiap warga Muhammadiyah harus memiliki sifat-sifat ilmuwan, yaitu: kritis, terbuka menerima kebenaran dari manapun datangnya, serta senantiasa menggunakan daya nalar. Kemampuan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan bagian tidak terpisahkan dengan iman dan amal shalih yang menunjukkan derajat kaum muslimin dan membentuk pribadi ulil albab.
Setiap warga Muhammadiyah dengan ilmu pengetahuan yang dimiliki mempunyai kewajiban untuk mengajarkan kepada masyarakat, memberikan peringatan, memanfaatkan untuk kemaslahatan dan mencerahkan kehidupan sebagai wujud ibadah, jihad, dan da’wah.
Menggairahkan dan menggembirakan gerakan mencari ilmu pengetahuan dan penguasaan teknologi baik melalui pendidikan maupun kegiatan-kegiatan di lingkungan keluarga dan masyarakat sebagai sarana penting untuk membangun peradaban Islam. Dalam kegiatan ini termasuk menyemarakkan tradisi membaca di seluruh lingkungan warga Muhammadiyah.
Kelima poin penting dalam tuntunan PHIWM tersebut memberikan panduan kepada seluruh keluarga besar Persyarikatan bahwa Muhammadiyah sangat menekankan kesiapan semua kadernya untuk mampu menjadi manusia terbaik di zamannya. Mampu mengantisipasi perubahan beradaptasi dan melakukan inovasi tatanan lama disesuaikan dengan tuntutan baru. Sehingga benar-benar mampu menjadikan agama Islam sebagai rahmat bagi sekalian alam. Memajukan Indonesia dan mencerahkan semesta.
Sumber: suaramuhammadiyah.id dari Majalah SM Edisi 11/2024