Kamis, Januari 9, 2025
No menu items!
spot_img

Eks Tentara Suriah Mendapat Janji Amnesti

Must Read

JAKARTAMU.COM | Ratusan eks tentara Suriah melapor kepada penguasa baru negara itu pada hari Sabtu 21 Desember 2024. Ini adalah untuk pertama kalinya sejak Bashar Assad digulingkan. Mereka harus menjawab pertanyaan tentang apakah mereka mungkin terlibat dalam kejahatan terhadap warga sipil.

Mereka dijanjikan imbalan amnesti dan kembali ke kehidupan sipil.

Para eks serdadu itu berbaris menuju tempat yang dulunya merupakan kantor pusat partai Baath Assad di Damaskus.

Mereka bertemu dengan para interogator, mantan pemberontak yang menyerbu Damaskus pada tanggal 8 Desember, dan diberi daftar pertanyaan serta nomor registrasi. Mereka bebas untuk pergi.

Beberapa anggota militer dan dinas keamanan yang sudah tidak bertugas tampak menunggu di luar gedung. Mereka mengaku telah bergabung dengan pasukan Assad karena mendapat nafkah bulanan yang stabil dan perawatan medis gratis.

Jatuhnya Assad mengejutkan banyak orang karena puluhan ribu tentara dan anggota dinas keamanan gagal menghentikan pemberontak yang terus maju.

Kini, memegang kendali negara sedang menyelidiki kekejaman yang dilakukan oleh pasukan Assad, kuburan massal, dan serangkaian penjara yang dikelola oleh militer, badan intelijen dan keamanan yang terkenal karena penyiksaan sistematis, eksekusi massal, dan kondisi yang brutal.

Letnan Kolonel Walid Abd Rabbo, yang bekerja dengan Kementerian Dalam Negeri yang baru, mengatakan bahwa tentara telah dibubarkan dan pemerintah sementara belum memutuskan apakah mereka yang “tangannya tidak berlumuran darah” dapat mengajukan permohonan untuk bergabung dengan militer lagi.

Para pemimpin baru telah berjanji untuk menghukum mereka yang bertanggung jawab atas kejahatan terhadap warga Suriah di bawah Assad.

Beberapa lokasi untuk interogasi dan pendaftaran mantan tentara dibuka di wilayah lain di Suriah dalam beberapa hari terakhir.
“Hari ini saya datang untuk rekonsiliasi dan tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya,” kata Abdul-Rahman Ali, 43 tahun, yang terakhir bertugas di kota utara Aleppo hingga direbut oleh para mujahidin pada awal Desember.

“Kami menerima perintah untuk meninggalkan semuanya dan mundur,” katanya. “Saya meletakkan senjata saya dan mengenakan pakaian sipil,” katanya, seraya menambahkan bahwa ia berjalan kaki selama 14 jam hingga mencapai kota pusat Salamiyeh, dari sana ia naik bus ke Damaskus.

Ali, yang memperoleh USD$45 per bulan di ketentaraan Assad, mengatakan bahwa ia akan mengabdi pada negaranya lagi.

Di dalam gedung, para pria berdiri dalam barisan pendek di depan empat ruangan tempat para interogator mengajukan daftar pertanyaan di atas kertas kepada masing-masing.

“Saya melihat penyesalan di mata mereka,” kata seorang interogator kepada AP saat ia menginterogasi seorang tentara yang sekarang bekerja di restoran shawarma di pinggiran kota Damaskus, Harasta. Ia berbicara dengan syarat anonim karena ia tidak diizinkan berbicara kepada media.

Interogator bertanya kepada tentara tersebut di mana senapannya dan pria itu menjawab bahwa ia meninggalkannya di pangkalan tempat ia bertugas. Ia kemudian meminta dan diberikan tanda pengenal militer milik tentara tersebut.

“Dia telah menjadi warga sipil,” kata interogator. Ia menambahkan bahwa pihak berwenang akan melakukan penyelidikan mereka sendiri sebelum menginterogasi prajurit yang sama lagi dalam beberapa minggu untuk memastikan tidak ada perubahan dalam jawaban yang diberikannya pada hari Sabtu.

Interogator mengatakan setelah hampir dua jam bahwa ia telah memeriksa 20 prajurit dan jumlahnya diperkirakan akan meningkat dalam beberapa hari mendatang.

Jemaah Terbang ke Saudi 2 Mei, Ini Rencana Perjalanan Haji 2025

JAKARTAMU.COM | Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama telah menerbitkan jadwal rencana perjalanan haji (RPH) 1446 H/2025...

Kisah Musyriknya Firaun dan Namruz

Siapa yang Pantas Menyandang Salaf?

spot_img

More Articles Like This