Minggu, Desember 29, 2024
No menu items!

Tobat bagi Orang Kafir dan Musyrik: Masihkah Terbuka?

Sesungguhnya seluruh dosa, termasuk syirik, akan diampuni oleh Allah Ta’ala, dengan syarat jika hamba yang melakukan dosa tersebut bertobat kepada-Nya.

Must Read

JAKARTAMU.COM | Syirik adalah keyakinan menyekutukan Allah dengan sesuatu atau seseorang lain dalam ibadah atau pengabdian. Syirik adalah dosa besar yang serius.

Sedangkan kafir berarti “terhalang dari petunjuk Allah”. Orang kafir adalah orang yang tidak mengikuti pentunjuk Allah SWT karena petunjuk tersebut terhalang darinya.

Kafir adalah lawan dari iman. Dalam Quran terutama surah an-Nuur, Allah SWT menganalogikan kekafiran dengan kegelapan, dan keimanan dengan terang benderang, serta petunjuk (huda) sebagai cahaya. Lalu, masih terbuka pintu tobat bagi orang yang syirik dan kafir?

Sesungguhnya seluruh dosa, termasuk syirik, akan diampuni oleh Allah Ta’ala, dengan syarat jika hamba yang melakukan dosa tersebut bertobat kepada-Nya.

Allah Ta’ala berfirman:

قُلْ يَاعِبَادِي الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنفُسِهِمْ لاَتَقْنَطُوا مِن رَّحْمَةِ اللهِ إِنَّ اللهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيم

Katakanlah: ”Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu terputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS Az-Zumar : 53)

Imam Ibnu Katsir mengatakan ayat yang mulia ini merupakan seruan kepada orang-orang yang bermaksiat, baik orang-orang kafir atau lainnya, untuk bertobat dan kembali (kepada Allah).

Ayat ini juga memberitakan bahwa Allah Ta’ala akan mengampuni dosa-dosa semuanya bagi orang-orang yang bertobat dari dosa-dosa tersebut meninggalkannya, walaupun dosa apapun juga, walaupun dosanya sebanyak buih lautan.

Dan tidak benar membawa arti pengampunan Allah (dalam ayat ini) dengan tanpa tobat, karena orang yang tidak bertobat dari syirik tidak akan diampuni oleh Allah.

Mengajak Tobat Kaum Kafir

Di antara ayat-ayat Al-Qur’an ada yang mengajak kaum musyrikin untuk bertobat, serta membuka pintu bagi mereka untuk bergabung dalam masyarakat muslim, serta menjadi saudara seiman mereka. Seperti firman Allah SWT dalam surah at-Taubah setelah memerintahkan untuk memerangi kaum musyrikin yang melanggar perjanjian damai:

فَإِنْ تَابُوا وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَآتَوُا الزَّكَاةَ فَخَلُّوا سَبِيلَهُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ

“Jika mereka bertaubat dan mendirikan salat dan menunaikan zakat, maka berilah kebebasan kepada mereka untuk berjalan sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS at-Taubah : 5).

فَإِنْ تَابُوا وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَآتَوُا الزَّكَاةَ فَإِخْوَانُكُمْ فِي الدِّينِ ۗ

“Jika mereka bertobat, mendirikan salat dan menunaikan zakat, maka (mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama.” (QS At-Taubah : 11)

Syaikh Yusuf Al-Qardhawi dalam bukunya berjudul “at Taubat Ila Allah” menjelaskan Al Qur’an juga mengajak orang-orang Kristen untuk bertobat dari perkataan mereka tentang ketuhanan al Masih atau ia sebagai satu dari tiga oknum tuhan! Sedangkan ia sebetulnya hanyalah seorang hamba Allah. Dan baginya telah terjadi apa yang terjadi bagi manusia biasa. Serta Al-Qur’an mengajak untuk menyembah Allah SWT saja.

Allah SWT berfirman:

لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ ۖ وَقَالَ الْمَسِيحُ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ اعْبُدُوا اللَّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ ۖ إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ ۖ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ
لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ ثَالِثُ ثَلَاثَةٍ ۘ وَمَا مِنْ إِلَٰهٍ إِلَّا إِلَٰهٌ وَاحِدٌ ۚ وَإِنْ لَمْ يَنْتَهُوا عَمَّا يَقُولُونَ لَيَمَسَّنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
أَفَلَا يَتُوبُونَ إِلَى اللَّهِ وَيَسْتَغْفِرُونَهُ ۚ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

“Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya Allah ialah al Masih putera Maryam”, padahal al-Masih (sendiri) berkata: “Hai bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu”.

Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolong pun.

Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: “bahwasanya Allah salah satu dari yang tiga”, padahal sekali-kali tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Tuhan yang Esa.

Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir di antara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih. Maka mengapa mereka tidak bertaubat kepada Allah dan memohon ampun kepadaNya? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” ( QS Al Maidah : 72-74 ).

Bahkan Allah SWT Yang Maha Pemurah juga membuka pintu tobat bagi orang-orang kafir yang telah demikian keji menyiksa kaum mukmimin dan mukminat, serta telah melemparkan kaum mukminin itu ke dalam api yang panas:

النَّارِ ذَاتِ الْوَقُودِ
إِذْ هُمْ عَلَيْهَا قُعُودٌ
وَهُمْ عَلَىٰ مَا يَفْعَلُونَ بِالْمُؤْمِنِينَ شُهُودٌ

“Yang berapi (dinyalakan dengan) kayu bakar. Ketika mereka duduk di sekitarnya. Sedang mereka menyaksikan apa yang mereka perbuat terhadap orang-orang beriman.” ( QS al Buruj : 5-7.)

Allah SWT berfirman setelah menyebutkan kisah mereka itu, bahwa mereka membenci kaum mukminin itu semata karena kaum mukminin beriman kepada Allah SWT semata.

Allah SWT befirman:

إِنَّ الَّذِينَ فَتَنُوا الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ ثُمَّ لَمْ يَتُوبُوا فَلَهُمْ عَذَابُ جَهَنَّمَ وَلَهُمْ عَذَابُ الْحَرِيقِ

“Sesungguhnya orang-orang yang mendatangkan cobaan kepada orang-orang yang mukmin laki-laki dan perempuan kemudian mereka tidak bertaubat, maka bagi mereka azab jahannam dan bagi mereka azab (neraka) yang membakar.” ( QS al Buruuj : 10).

Hasan al Bashri mengomentari ayat ini berkata, “Lihatlah kedermawanan dan kemurahan Allah SWT ini: mereka membunuh para wali-Nya, dan Dia kemudian mengajak mereka itu untuk bertaubat dan meminta ampun kepada-Nya!”

Hingga kemurtadan –yaitu orang yang kafir setelah iman- taubat mereka masih dapat diterima. Allah SWT berfirman:

كَيْفَ يَهْدِي اللَّهُ قَوْمًا كَفَرُوا بَعْدَ إِيمَانِهِمْ وَشَهِدُوا أَنَّ الرَّسُولَ حَقٌّ وَجَاءَهُمُ الْبَيِّنَاتُ ۚ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
أُولَٰئِكَ جَزَاؤُهُمْ أَنَّ عَلَيْهِمْ لَعْنَةَ اللَّهِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ
خَالِدِينَ فِيهَا لَا يُخَفَّفُ عَنْهُمُ الْعَذَابُ وَلَا هُمْ يُنْظَرُونَ
إِلَّا الَّذِينَ تَابُوا مِنْ بَعْدِ ذَٰلِكَ وَأَصْلَحُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ

“Bagaimana Allah akan menunjuki suatu kaum yang kafir sesudah mereka beriman, serta mereka telah mengakui bahwa Rasul itu (Muhammad) benar-benar rasul, dan keterangan-keterangan pun telah datang kepada mereka?Allah tidak menunjuki orang-orang yang zalim. Mereka itu balasannya ialah: Bahwasanya laknat Allah ditimpakan kepada mereka, (demikian pula) la’nat para malaikat dan manusia seluruhnya. Mereka kekal di dalamnya, tidak diringankan siksa dari mereka, dan tidak (pula) mereka diberi tangguh, kecuali orang-orang yang taubat, sesudah (kafir) itu dan mengadakan perbaikan. Karena sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” ( QS. Ali Imran : 86-89.)

Tobat Bisa Sia-Sia

Namun, tobat pun bisa jadi sia-sia semata apabila manusia melakukan suatu tindakan yang merugikan.

Allah SWT berfirman dalam Alquran Surah Ali Imran ayat 90 berbunyi:

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بَعْدَ إِيمَانِهِمْ ثُمَّ ازْدَادُوا كُفْرًا لَنْ تُقْبَلَ تَوْبَتُهُمْ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الضَّالُّونَ

“Sesungguhnya orang-orang yang kafir setelah keimanan mereka, lantas bertambah dalam kekafiran, maka taubat mereka tidak akan pernah diterima. Dan mereka itulah (orang-orang) yang tersesat,”.

“Bertaubat berarti memperbaiki diri dari arah yang buruk ke jalan yang baik, maka Allah akan mengampuni segala dosa-dosanya. “

Dalam kitab “Tafsir Nurul Qur’an” karya Allamah Kamal Faqih Imani dijelaskan, beberapa ahli tafsir telah menyatakan bahwa ayat tersebut diwahyukan mengenai sekelompok Ahli Kitab yang telah beriman kepada Allah. Namun setelah Rasulullah SAW diberi tugas kenabian, mereka (kaum kafir) mengingkarinya.

Sesungguhnya Allah membuka jalan bagi mereka yang hendak bertaubat. Bertaubat berarti memperbaiki diri dari arah yang buruk ke jalan yang baik, maka Allah akan mengampuni segala dosa-dosanya. Maka setelah bertobat, sudah selayaknya hamba tersebut membarui keimanannya melalui suatu cara yang dapat menghapuskan kerusakan itu.

Sedangkan mereka yang tidak diterima taubatnya adalah mereka yang bersifat ekstrinsik. Mereka menyaksikan para penganjur kebenaran, sehingga dengan terpaksa menungkapkan penyesalan dan taubat mereka. Sehingga, taubat yang jenis ini tidak diterima dan sia-sia.

Sebab, mereka akan kembali kepada jalan keburukan, dan enggan mengubah dirinya sebagaimana niat suci dalam sikap taubat itu sendiri. Dengan kata lain, Allah menolak taubat tersebut. Wallahu a’lam.

Rektor UM Bandung Berikan 5 Bekal untuk 404 Wisudawan

BANDUNG, JAKARTAMU.COM | Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung menggelar wisuda ke-7 di Auditorium KH Ahmad Dahlan, Minggu (29/12/2024). Prosesi wisuda...

More Articles Like This