JAKARTAMU.COM | Ramadan, bulan paling suci dalam kalender Islam, dirayakan dengan penuh pengabdian dan keberagaman budaya di berbagai negara Muslim.
Walaupun berpuasa sejak fajar hingga senja merupakan praktik utamanya, setiap negara menambahkan tradisi uniknya, yang mencerminkan kekayaan sejarah, budaya, dan ritualnya.
Pantai Gading: Pernikahan, Khotbah, dan Otak Raja
Dikenal secara lokal sebagai sune kalou , Ramadan di Pantai Gading, yang juga dikenal sebagai Côte d’Ivoire, yang terletak di pesisir Atlantik Afrika Barat, ditandai dengan khotbah di masjid. Tren unik yang akhir-akhir ini populer di negara ini adalah meningkatnya jumlah pernikahan selama Shaaban, karena banyak pasangan memilih untuk memulai kehidupan pernikahan mereka di bulan Ramadan untuk mendapatkan berkah.

Berbeda dengan di banyak negara, buka puasa biasanya tidak dilakukan di rumah. Sebaliknya, keluarga menyiapkan makanan dan membagikannya kepada mereka yang membutuhkan, sehingga menumbuhkan rasa kebersamaan dan kedermawanan yang kuat.
Hidangan Ramadan yang populer meliputi madid, tharid, dan berbagai sup, sementara mumi, roti jelai khas yang dinikmati dengan minyak lokal, merupakan hidangan wajib. Selama bulan tersebut, minuman tradisional seperti minuman kembang sepatu dan jahe banyak dikonsumsi.
Minuman populer lainnya adalah otak raja, makanan khas setempat. Selain itu, dajih, campuran susu, tepung, dan gula yang menyehatkan, juga dinikmati selama periode ini.
Makanan sahur terdiri dari nasi, daging, buah-buahan, dan jeruk, disertai dengan jahe dan minuman berbahan buah lainnya, yang dianggap penting untuk menjaga energi sepanjang hari. Setelah salat Tarawih, anak-anak mendatangi rumah-rumah untuk menerima hadiah dan uang, menambah semangat perayaan Ramadan.
Djibouti: Perpisahan Megah pada Malam ke-27
Di Djibouti, sebuah negara di Afrika timur laut di semenanjung Somalia, Ramadan dirayakan dengan tradisi yang kaya. Selama berbuka puasa, umat Islam di negara itu menikmati hidangan seperti sambousa (samosa dengan isi daging atau keju), harees , tharid , dan domba. Kebiasaan yang khas adalah menghindari ikan, yang diyakini dapat meningkatkan rasa haus selama berpuasa.
Pada malam ke-27 bulan suci, masyarakat berkumpul untuk melakukan doa khusus dan ibadah bersama untuk mengucapkan selamat tinggal pada bulan suci puasa. Jalan-jalan dan masjid dihiasi dengan dekorasi yang semarak, yang menumbuhkan suasana persatuan, pengabdian, dan perayaan sepanjang bulan suci.

Mesir: Cahaya Lentera yang Terkenal
Di Mesir, Ramadan dirayakan dengan tradisi Fanous — lentera warna-warni yang menerangi rumah dan jalan, sebuah tradisi yang sudah ada sejak era Fatimiyah. Bulan ini juga dikenal dengan tradisi kuliner budayanya yang kaya, yang menyajikan hidangan lezat seperti khoshaf (makanan penutup buah kering) dan konafa (kue kering yang manis).

Tradisi lain yang disukai adalah mesaharaty, seorang penabuh drum yang berkeliling jalan sebelum fajar, menyanyikan melodi tradisional untuk membangunkan orang-orang untuk sahur , menambah semangat bulan ini yang semarak dan komunal. Buka puasa di jalan juga umum dilakukan, merayakan semangat berbagi
Gambia: Pertemuan Gamo dan Pemberian Hadiah
Persiapan Ramadan di republik Afrika Barat ini dimulai beberapa minggu sebelumnya. Sahur biasanya berupa bubur, roti, dan teh, sedangkan berbuka biasanya diawali dengan kurma dan air, diikuti dengan hidangan tradisional seperti nyankatang (rebusan kacang pedas), benechin (hidangan nasi satu panci), dan mbahal (campuran nasi, ikan, dan saus kacang).

Selama bulan puasa, pasar malam khusus yang dikenal sebagai Gamo menawarkan makanan dan kebutuhan pokok, sekaligus menjadi pusat khotbah dan lagu-lagu rohani. Tradisi yang dijunjung tinggi di Gambia adalah para wanita yang sudah menikah menerima hadiah dari mertua mereka selama bulan suci.
Guinea: Keluarga, Makanan dan Amal
Di Guinea, sebuah negara di Afrika bagian barat di Atlantik, keluarga dan teman berkumpul untuk berbuka puasa dengan hidangan nasi tradisional yang dimasak dengan ayam, daging, atau ikan, dicampur dengan sayuran, fonio (biji-bijian Afrika Barat), dan bubur. Tradisi Ramadan yang unik melibatkan para pria yang mengirimkan uang dan buah kola kepada mertua mereka sebagai tanda penghormatan.

Berbuka puasa adalah acara bersama, dengan orang-orang berbagi makanan rumahan, termasuk hidangan tradisional seperti tori, ketoun, boyri , dan gossi . Perempuan memainkan peran utama dalam persiapan makanan, sementara bulan ini juga ditandai dengan berbagai kegiatan amal, seperti organisasi yang menyediakan makanan dan dukungan pendidikan bagi mereka yang membutuhkan, yang merupakan perwujudan semangat kedermawanan.