Sabtu, Maret 15, 2025
No menu items!
spot_img

Tren Detoks Digital: Dari Amsterdam ke London

spot_img
Must Read

JAKARTAMU.COM | Fenomena detoks digital semakin mendapatkan perhatian di berbagai kota besar dunia, terutama di kalangan generasi muda yang merasa lelah dengan ketergantungan pada perangkat digital. Gerakan ini bertujuan untuk mengurangi penggunaan gawai dan mendorong interaksi tatap muka yang lebih bermakna.

The Offline Club merupakan salah satu inisiatif yang menonjol dalam gerakan ini. Didirikan di Amsterdam pada tahun 2022 oleh Jordy Van Bennekom, Ilya Kneppelhout, dan Valentijn Klok, komunitas ini menyediakan ruang bagi individu untuk melepaskan diri dari distraksi digital dan membangun kembali koneksi manusia yang autentik. Mereka menyelenggarakan berbagai acara di kafe-kafe yang nyaman, di mana peserta diminta menyimpan ponsel mereka dan terlibat dalam aktivitas seperti membaca, bermain permainan papan, atau berdiskusi mendalam.

Popularitas The Offline Club dengan cepat menyebar ke kota-kota lain, termasuk London. Di London, komunitas ini mengadakan berbagai acara seperti hangout offline dan makan malam tanpa ponsel, memungkinkan peserta beristirahat dari layar dan berinteraksi langsung dengan orang lain.

Para ahli melihat detoks digital sebagai respons alami terhadap kelelahan digital yang dialami banyak individu. Menurut penelitian yang dipublikasikan di The Guardian, partisipan yang mengikuti acara tanpa ponsel merasa lebih rileks dan mampu membangun koneksi sosial yang lebih dalam. Mereka juga melaporkan peningkatan kreativitas dan fokus setelah mengurangi waktu layar.

Aktivis dan relawan literasi non-digital menyambut baik inisiatif seperti The Offline Club. Mereka berpendapat bahwa gerakan ini membantu masyarakat menyadari pentingnya keseimbangan antara kehidupan digital dan nyata. Dengan mengurangi ketergantungan pada teknologi, individu dapat mengembangkan keterampilan sosial yang lebih baik dan meningkatkan kesejahteraan mental.

Secara keseluruhan, gerakan detoks digital mencerminkan kebutuhan masyarakat modern untuk menemukan kembali keseimbangan dalam penggunaan teknologi dan pentingnya interaksi tatap muka. Dengan semakin banyaknya kota yang bergabung dalam gerakan ini, tampak jelas bahwa ada keinginan kolektif untuk menciptakan ruang di mana koneksi manusia lebih diutamakan daripada koneksi digital. (Dwi Taufan Hidayat)

spot_img

Nuzulul Qur-an Momentum Memperbarui Komitmen Keimanan, Keilmuan dan Peradaban

JAKARTAMU.COM --Nuzulul Qur-an, sebuah peristiwa turunnya ayat-ayat Al-Qur-an yang petama kali kepada Nabi Muhammad Shalalahu 'alaihi wa sallam (Saw);...

More Articles Like This