JAKARTAMU.COM | Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) untuk kedua kalinya kembali menjadi tuan rumah agenda Pengkajian Ramadan 1446 H Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Agenda ini berlangsung pada tanggal 6-8 Maret 2025.
”Saya sebagai rektor merasa bangga dan berterima kasih atas kepercayaan PP Muhammadiyah menjadikan UMJ sebagai sohibul bait,” ujar Rektor UMJ Prof Ma’mun Murod dalam sambutan pembukaan, Kamis (6/3/2025).
UMJ memfasilitasi kegiatan Pengkajian Ramadan 1446 H untuk wadah diskusi dan pengembangan konsep islam berkemajuan bagi warga persyarikatan Muhammadiyah. Sehingga, dari hasil diskusi ini dapat disyiarkan melalui publikasi hasil pemikiran para peserta. Hal ini selaras dengan fungsi kampus agar dapat mensosialisasikan ideologi Islam Wasathiyah hingga langkah praksis.
Pengkajian Ramadan PP Muhammadiyah diselenggarakan di Auditorium K.H. Ahmad Azhar Bayir,M.A. Gedung Cendekia UMJ, mengusung tema Pengembangan Wasathiyah Islam Berkemajuan: Tujuan Teologis, Ideologis, dan Praksis.
Baca juga: PM Malaysia Anwar Ibrahim Terima Delegasi PP Muhammadiyah
Kegiatan diikuti 644 peserta dari seluruh unsur pimpinan pusat, wilayah, daerah, serta unsur pembantu pimpinan pusat Muhammadiyah dan Aisyiyah berasal dari Jakarta, Banten, Jawa Barat hingga Sumatera.
Berlangsung selama tiga hari, kegiatan menghadirkan beberapa tokoh, di antaranya Prof. Haedar Nashir, Prof. Dr. Muhadjir Effendy, Prof. Dr. Din Syamsuddin,M.A., Prof. Dr. M. Amin Abdullah, Dr. Adi Hidayat, Prof. Dr. Syafiq A. Mugni, Prof. Ai Fathimah Nur Fuad, Dr. Atiyatul Ulya, Dr. Amirsyah Tambunan, Dr. Imam Addaruqutni.
Turut hadir dalam pembukaan para Menteri Kabinet Merah Putih, antara lain Zulkifli Hasan (Menko Pangan) Prof.Dr.Abdul Mu’ti,M.Ed (Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah), Ir. Sakti Wahyu Trenggono, M.M.,IPU. (Menteri Kelautan dan Perikanan), dan Nusron Wahid,S.S.,M.Si (Menteri ATR/BPN).
Baca juga: UMJ Gelar Bedah Buku dan Milad Ke-70 Buya Anwar Abbas
Sebagai organisasi islam berkemajuan, Muhammadiyah berkomitmen untuk mengembangkan konsep islam wasathiyah atau islam moderat dari tinjauan teologis, ideologis hingga secara praksis ditengah fenomena global saat ini. Adanya penanaman konsep Islam wasathiyah bagi warga persyarikatan Muhammadiyah dapat menjadi penengah untuk menghadapi segala persoalan global.
Sisi lain, penguatan tentang Islam Berkemajuan yang dibahas dari hasil Muktamar Surakarta sejalan dengan konsep islam wasathiyah atau islam moderat, yaitu bagaimana posisi Islam Wasathiyah secara teologis oleh Muhammadiyah dapat menjadi jalan tengah di tengah fenomena global keagamaan dan tidak terjebak dalam ekstremisme kanan atau kiri.
Pada sisi ideologis, Islam Wasathiyah dimaknai secara mendalam oleh pimpinan, aktivis, dan kader Muhammadiyah. Hal ini agar konsep Islam moderat ini benar-benar dipahami oleh seluruh jamaah Muhammadiyah, baik dalam pikiran, ucapan, maupun tindakan.
Dalam hal ini, secara praksis baik di bidang sosial,politik dan ekonomi ini dapat diimplementasikan oleh para kader Muhammadiyah dan mensyiarkan kembali kepada masyarakat di tengah persoalan dan fenomena global saat ini. Harapannya dengan adanya Pengkajian Ramadan 1446 H ini, para kader Muhammadiyah menjadi pelopor bahkan influencer yang positif untuk mendengungkan islam yang moderat dan berkemajuan.
Info selengkapnya berita Pengkajian Ramadan dapat diakses melalui web: https://umj.ac.id/pengkajian-ramadan-1446h-/