JAKARTAMU.COM | Isra mikraj merupakan salah satu peristiwa penting dalam sejarah Islam. Dalam peristiwa ini Nabi Muhammad SAW diperjalankan Allah dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa (Isra), dilanjutkan naik ke Sidratul Muntaha (Mi’raj). Dalam peristiwa inilah Nabi menerima perintah salat lima waktu sebagai kewajiban utama umat Islam
Ustaz Adi Hidayat mengatakan, salat memiliki kedudukan istimewa dalam kaitan dengan hisab (perhitungan amal) di Hari Kiamat. Hadis menyebutkan bahwa salat adalah amal pertama yang akan dihisab (diperhitungkan). Hal ini menandakan betapa besar fungsi dan nilai salat dalam kehidupan seorang muslim. Pendek kata, salat adalah instrumen takwa yang utama.
Adi mengingatkan bahwa Undang-Undang Pendidikan mengawali tujuan pendidikan dengan takwa sebelum kalimat mencerdaskan kehidupan bangsa.
”Mengapa para orang tua kita terdahulu, mengawalkan takwa sebelum kecerdasan intelektual? Karena mereka menginginkan hadirnya kekuatan spritual sebelum mendatangkan kekuatan intelektual,” papar Adi Hidayat dalam Pengajian Isra Mikraj di hadapan ribuan jemaah Masjid Baitut Tholibin Kemendikdasmen RI, Senayan, Jakarta Selatan, Jumat (31/1/2025).
Menurut Adi Hidayat, akal memberi instruksi melalui ruh. Segala instruksi yang diterima secara positif oleh manusia, itulah takwa. Jika takwa tidak dirawat dengan baik, tidak selalu didorong untuk timbul, yang dominan muncul adalah fujur.
”Lawan dari takwa dinamakan fujur. Walaupun Anda mengatakan tiada dusta di antara kita, namun potensi dusta itu akan selalu ada,” ujar dia dalam pengajian bertema Salat dan Pembentukan Karakter Utama tersebut.
Tidak ada cara lain, merawat takwa adalah dengan melaksanakan salat, sebagaimana perintah Allah melalui peristiwa Isra Mikraj. Salat adalah instrumen takwa selain haji, umrah, zakat dan infak, sedekah dan sebagainya. Tetapi salat punya kedudukan istimewa.
”Haji, umrah, zakat, infak itu Allah perintahkan ketika Rasulullah SAW berada di bumi. Tetapi khusus salat, perintah itu Rasulullah SAW terima langsung saat mikraj ke langit,” tutur Adi Hidayat.
Pengajian yang berlangsung lebih dari satu jam itu berakhir menjelang asar. Adi Hidayat pun menutup ceramahnya di tutup dengan pernyataan, ”Saya tidak menginginkan acara Peringatan Isra Mikraj ini sekadar formalitas. Duduk, berkumpul, lalu pulang. Tapi bagaimana manfaat acara ini adalah kita mengkaji, mendalami dan di praktekkan dalam kehidupan sehari hari sehingga kita akan merasakan nikmatnya beragama.”