DEPOK, JAKARTAMU.COM | Wakil Menteri Transmigrasi Viva Yoga Mauladi mendorong generasi muda untuk aktif berorganisasi, baik di dalam maupun di luar lingkungan sekolah. Menurutnya, kemampuan berorganisasi merupakan soft skill penting yang tak bisa diperoleh hanya dari bangku pendidikan formal.
“Saat kuliah, ikut organisasi juga sangat penting,” ujar Viva Yoga saat menyampaikan materi dalam Latihan Kader Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Tingkat Nasional bertajuk Parlemen Pelajar 2025 di Depok, Jawa Barat, Sabtu (26/4/2025).
Kegiatan hasil kerja sama dengan DPR ini telah berlangsung sejak 24 April 2025, diikuti 100 kader IPM dari berbagai provinsi. Selain mendapat materi kepemimpinan, keorganisasian, dan ilmu politik, para peserta juga berkesempatan mempraktikkan simulasi sidang DPR.
Viva Yoga menegaskan, kepemimpinan dan pengetahuan kemasyarakatan tidak diajarkan secara formal di sekolah. “Perlu waktu yang intensif, kesabaran, dan ketekunan. Berorganisasi tidak bisa dilakukan secara instan,” tuturnya.
Dengan aktif berorganisasi, lanjutnya, pelajar dan mahasiswa tak hanya memperluas wawasan, tetapi juga bisa bertemu langsung dengan tokoh politik maupun masyarakat. “Saat mengikuti Parlemen Pelajar, kalian bisa bertemu anggota DPR secara langsung,” ujarnya.
Namun, ia mengingatkan, jalan menjadi aktivis penuh tantangan. “Saat pelajar atau mahasiswa lain santai main media sosial, kalian harus diskusi, rapat, membahas program kerja,” katanya. Ia menyebutkan, aktivis kerap menjadi sosok yang “asing” di lingkungannya karena berpikir out of the box. Pikiran kritis itu, menurutnya, membuat aktivis terbiasa mendiskusikan berbagai tema besar seperti filsafat, politik, ideologi, ekonomi, hingga agama.
Meski mendorong aktif berorganisasi, Viva Yoga mengingatkan agar pelajar tetap serius menempuh pendidikan formal. Ia menekankan pentingnya menguasai ilmu sesuai jurusan masing-masing, seperti hukum, ekonomi, kedokteran, hingga teknik. “Ilmu-ilmu fakultatif ini akan menjadi dasar utama saat mencari pekerjaan,” ucapnya.
Untuk memperkaya wawasan, ia juga mendorong pelajar dan mahasiswa memperluas bacaan di luar bidang studi utama, seperti buku-buku tentang ideologi, politik, ekonomi, dan agama. “Perpaduan inilah yang membuat wawasan kita menjadi luas,” ujar mantan Ketua HMI Cabang Denpasar tersebut.
Viva Yoga menambahkan, bekal ilmu dari pendidikan formal dan organisasi menjadi modal penting bagi siapa pun yang ingin terjun ke dunia politik. “Selama ini orang masuk partai politik niatnya macam-macam. Ada yang pragmatis, ada pula yang sungguh-sungguh memperjuangkan kepentingan rakyat,” ungkapnya.
Dalam paparannya kepada peserta Parlemen Pelajar, Viva Yoga menjelaskan, saat ini terdapat delapan partai yang lolos ambang batas parlemen dan memiliki kursi di DPR, yakni PDIP, Gerindra, Golkar, Nasdem, PKB, PKS, PAN, dan Demokrat.
Ia menegaskan, keberadaan partai politik adalah ciri mutlak negara demokrasi. Beberapa syarat mendirikan partai antara lain harus memiliki ideologi yang jelas, struktur organisasi hingga tingkat desa, kaderisasi yang berjalan, program kerja yang pro-rakyat, pendanaan kuat, serta mekanisme demokrasi internal yang sehat.
“Tidak ada negara demokrasi tanpa partai politik,” ujarnya.