Sabtu, Januari 4, 2025
No menu items!

Wacana Libur Puasa, Anwar Abbas Dorong Interaksi Siswa-Masjid Diperkuat

Must Read

JAKARTAMU.COM | Wacana libur puasa bagi siswa selama bulan Ramadan mendapat dukungan dari Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Dr. H. Anwar Abbas, MM, M. Dia memberikan saran agar libur siswa selama Ramadan tetap diisi dengan sejumlah kegiatan yang bermanfaat dan mendidik.

”Adanya rencana dari Kemenag untuk meliburkan siswa selama bulan puasa patut disambut gembira, agar anak-anak tahu bulan puasa itu adalah bulan suci yang harus dihormati. Tetapi itu bukan berarti mereka tidak belajar dan tidak mendapatkan pendidikan,” ujar Anwar Abbas melalui keterangan tertulis yang diterima, Rabu (1/1/2025).

Anwar Abbas mengatakan para siswa tetap menempuh proses pembelajaran secara online sebagaimana pernah berlangsung selama masa pandemi. Proses pembelajaran dipantau dan diawasi sekolah.

Baca juga: Lesu Sehari Tak Melucu, Mu’ti Samakan Anwar Abbas yang Setiap Hari “Marah”

”Tempatnya berpindah dari sekolah ke rumah, dan di tengah-tengah masyarakat. Ini penting dilakukan supaya  anak-anakk, orang tua, dan masyarakat juga benar-benar memahami dengan baik bahwa tempat pendidikan dan pembelajaran itu tidak hanya di sekolah,” tutur pengamat sosial, ekonomi dan keagamaan ini.


Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini sangat setuju wacana tersebut dengan syarat bahwa pihak sekolah harus proaktif memberi arahan dan penilaian terhadap siswa dan orang tua. Menurut dia, selama libur puasa program pembelajaran dan evaluasi sebaiknya difokuskan pada beberapa bidang.

Pertama, spiritual dan sosial. Anwar Abbas menyarankan siswa didorong melaksanakan salat lima waktu dan mengaji di masjid. Pada saat yang sama, pengelola masjid juga melibatkan anak-anak tersebut dalam kegiatan membersihkan lingkungan masjid atau yang lain.

Kedua, seni budaya. Anak-anak bisa terlibat dalam grup-grup kesenian, terutama terkait seni yang berkaitan dengan keagamaan. ”Sangat bagus kalau keterampilan seni mereka bisa ditampilkan dalam acara nuzulul quran, misalnya,” kata Anwar Abbas.

Ketiga, ⁠ekonomi dan bisnis. Para siswa terlibat dalam kegiatan produksi makanan dan minuman untuk berbuka puasa, lalu turut menjualnya. Keempat, politik dan hukum.

”Anak-anak wajib mendengarkan ceramah-ceramah  yang telah dibuat Kemenag melalui saluran media sosial seperti youtube, misalnya tentang arti pentingnya politik dan hukum bagi kehidupan masyarakat dan bangsa,” kata dia.

Baca juga: Muhammadiyah akan Gandeng BTN? Anwar Abbas: Belum Ada Rencana Masuk ke Unit Usaha Syariah

Kelima, kesehatan dan olahraga. Anak-anak juga harus tetap dibiasakan berolahraga untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh dalam kondisi berpuasa.

”Kemenag dan sekolah sebaiknya mengkomunikasikan gagasan ini dengan para orang tua. Soal materi, metode dan target-target program dan evaluasi menjadi tugas Kemenag dan sekolah. Dengan begitu, libur puasa benar-benar bermakna, tidak hanya bagi siswa tapi juga bagi orang tua, masyarakat, dan sekolah,” katanya.

Wacana libur sekolah selama bulan puasa terlontar dari Menteri Agama Nasaruddin Umar. Dia mengatakan tidak menutup kemungkinan sekolah dan madrasah di bawah naungan Kementerian Agamaakan libur selama bulan suci tersebut sebagaimana pondok pesantren selama ini.

“Ya, sebetulnya, sudah warga Kementerian Agama, khususnya di Pondok Pesantren itu libur. Tetapi, sekolah-sekolah yang lain juga masih sedang kita wacanakan, tetapi ya nanti tunggulah penyampaian-penyampaian,” ujarnya, Senin (30/12/2024).

Muhammadiyah Simbolik versus Muhammadiyah Substantif

JAKARTAMU.COM | Dalam pengajian bulanan Pimpinan Ranting Muhammadiyah Cipinang pada Sabtu, 4 Januari 2025, Prof. Dr. H. Bunyamin, M.Pd.,...

More Articles Like This