JAKARTAMU.COM | Kiai Haji Ahmad Dahlan, ketua pengurus pusat Muhammadiyah dan penasihat Centraal Sarekat Islam setelah dikabarkan sakit untuk beberapa lama, wafat pada 23 Februari 1923.
Soerabajasch Handelsblad dalam artikelnya berjudul ““Hadji Achmad Dachlan” yang dimuat tanggal 2 Maret 1923, menyebut almarhum Kiai Dahlan adalah sosok yang terkenal dalam pergerakan Hindia, yang dikenal dengan tindakannya yang lunak; gerakan Islam yang dipimpinnya selalu diupayakan agar terbebas dari kecenderungan politik.
Soerabaijasch Handelsblad adalah Surat Kabar Komersial Surabaya, sebuah surat kabar berbahasa Belanda di Surabaya. Surat kabar ini diterbitkan oleh Kolff and Company.
BACA JUGA: Islam Modernis: Bagaimana Islam versi KH Ahmad Dahlan Itu?
Menurut surat kabar ini, Muhammadiyah tetap menjadi organisasi sosial Islam dan membawa banyak manfaat. Atas desakannya, sekretarisnya Haji Fachrodin telah dikirim ke Jeddah untuk memahami kondisi para jemaah haji di atas kapal-kapal haji.
Haji Fachrodin diminta untuk membuat laporan tentang hal tersebut. Banyak kesalahan yang bisa diperbaiki.
Berkat campur tangan Kiai Haji Dahlan, jemaah haji wanita bisa diperiksa oleh para dokter wanita sebelum menaiki kapal.
Salah satu keluhan terbesar, yakni bahwa mereka diperiksa oleh dokter pria asing, yang tidak beragama Islam. Berkat upaya Ahmad Dahlan permasalahan tersebut dapat diatasi.
BACA JUGA: Kisah Perjuangan KH Ahmad Dahlan Membendung Zending Kristen
Di bawah pimpinan almarhum Ahmad Dahlan, organisasi Muhammadiyah mendirikan sekolah di Yogyakarta yang memperoleh subsidi pemerintah.
Hal itu menunjukkan bahwa pemerintah kolonial memberikan perhatian yang besar pada organisasi ini. Namun, asumsi orang mengatakan bahwa subsidi ini berasal dari keinginan pemerintah untuk memberikan bukti bahwa pemerintah tidak membedakan antara sekolah Islam dan sekolah zending Kristen.
Kemunculan Muhammadiyah merupakan akibat dari meningkatnya perluasan karya zending di Vorstenlanden, suatu lahan subur bagi penyiaran agama karena sebagian penduduknya masih menganut Hindu-Buda tanpa mengetahui inti ajarannya. Mereka akan dengan mudah dibelokkan menuju animisme.
BACA JUGA: KH Ahmad Dahlan Mengubah Kauman: Kisah Berdirinya Masjid-Masjid Perempuan
BACA JUGA: KH Ahmad Dahlan dan Muhammadiyah Tidak Alergi terhadap Politik
Ahmad Dahlan dikenal sebagai seorang sosok yang tindakannya lembut. Dia berprinsip bahwa perubahan dapat dilakukan tanpa harus melakukan pelanggaran terhadap kekuasaan yang sah.
Dia ingin menghormati kekuasaan itu selama Allah tidak menghendaki adanya perubahan. Sebagai umat beragama, dia juga menjadi lawan bagi revolusi dengan kekerasan. Untuk itulah ia mendukung pemogokan kerja.
Pada masa kejayaan Soerjopranoto, beberapa kali dia menyampaikan pidatonya di sejumlah pabrik gula untuk mengingatkan kembali penduduk terhadap niatnya menghentikan kerja.
Almarhum Haji Dahlan adalah sosok yang berpengaruh. Ia menerima sebutan kiai dari penduduk.
BACA JUGA: Membaca Pengajaran KH Ahmad Dahlan: Menolak Mistik Sufi
BACA JUGA: Tujuan Pendidikan Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan: Jadilah Kiai yang Maju
Tentang campur tangannya dalam Sarekat Islam, setidaknya pada tahun-tahun belakangan tidak terbukti. Ia pernah muncul dalam kongres Sarekat Islam. Tampaknya tidak berlebihan bahwa tindakan revolusioner Sarekat Islam menyebabkan tokoh besar ini berpikir kembali tentang keterlibatannya dalam organisasi Sarekat Islam ini.
Hasil dari perenungannya itu ia tidak mau ikut campur lagi dalam organisasi ini. Sungguh mengejutkan bahwa dalam kongres Sarekat Islam di Madiun, sebagai utusan Muhammadiyah hadir Haji Fachrodin, seorang kiai yang bersimpati dengan Sarekat Islam.
Apa yang dilakukannya kemudian mulai memusatkan perhatiannya pada penerapan Islam sesuai dengan ajaran-ajarannya dalam Al Qur’an.
Selain itu berkat analisisnya yang mendalam, di lingkungan penganut theosofi, jejak Ahmad Dahlan juga sangat dikenal oleh pengikut yang lain.
BACA JUGA: KH Ahmad Dahlan: Semua Karya yang Baik, Tanpa Komitmen Kepada Ajaran Islam Akan Sia-Sia
BACA JUGA: Kisah Sri Sultan Hamengkubuwono IX Mematikan Lampu ketika KH Ahmad Dahlan Bertamu
BACA JUGA: Kristen Muhammadiyah Sudah Terjadi sejak KH Ahmad Dahlan
BACA JUGA: Perjuangan KH Ahmad Dahlan di Bidang Pendidikan: Dituduh Muktazilah Dianggap Murtad