Jumat, April 25, 2025
No menu items!

Wilayah NTT Mirip Dampier Cocok Jadi Modelling Tambak Garam Nasional

Must Read

JAKARTAMU.COM | Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan Kementerian Kelautan dan Perikanan (Dirjen PK-KKP) Koswara menyebut wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) mirip dengan kawasan Dampier, Australia Barat. Ini membuat NTT sangat potensial untuk menjadi lokasi modelling tambak garam dengan target produktivitas 200 ton per hektare.

Demikan Koswara menyebut saat meninjau lokasi modeling pergaraman di wilayah NTT, Kamis. Ia menegaskan bahwa NTT memiliki iklim panas yang stabil dan sangat cocok untuk pengembangan sektor garam nasional secara berkelanjutan.

Dalam peninjauan lokasi itu, ia bersama tim teknis dari KKP dan perwakilan PT Garam telah meninjau sejumlah lokasi di Kabupaten Sabu Raijua dan Kabupaten Kupang.

“NTT direncanakan menjadi lokasi pembangunan modeling garam untuk mendukung kebutuhan garam nasional yang mencapai 4,9juta hingga 5 juta ton per tahunnya untuk konsumsi, industri, peternakan dan perkebunan, water treatment, hingga pengeboran minyak” papar Koswara.

Ia menambahkan bahwa di Kabupaten Sabu Raijua, terdapat tiga lokasi yang dikunjungi, yaitu Desa Menia (Kecamatan Sabu Barat), Desa Bodae (Sabu Timur), dan Desa Deme (Sabu Liae). Sementara di Kabupaten Kupang, peninjauan difokuskan di Desa Bipoli dan Oetata, Kecamatan Camplong, yang telah dikelola oleh PT Garam.

Selain potensi alam, menurutnya aspek sosial-budaya, kejelasan status lahan dan kesiapan infrastruktur, juga menjadi pertimbangan penting dalam menentukan kelayakan pengembangan lahan garam terintegrasi di Nusa Tenggara Timur.

Peninjauan itu merupakan awal dari langkah konkret KKP dalam membangun model ekstensifikasi tambak garam di wilayah-wilayah strategis agar mampu memenuhi target kebutuhan nasional.

“Hasil peninjauan ini akan melengkapi analisis dan evaluasi KKP dalam menentukan lokasi pembangunan modeling garam dengan skema ekstensifikasi,” ucapnya.

Koawara juga mengatakan bahwa pembangunan modeling ekstensifikasi bertujuan untuk meningkatkan produksi dan kualitas garam lokal dalam mewujudkan swasembada garam di tahun 2027.

Pengelolaan model ini, terang dia, akan melibatkan pemerintah pusat, pemda dan pelaku usaha melalui skema ekonomi yang disepakati.

Sebelumnya Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menekankan pentingnya lompatan nyata untuk memajukan industri garam nasional agar semakin mandiri dan berdaya saing tinggi.

Selain pembangunan modeling ekstensifikasi, produktivitas garam nasional juga akan didongkrak oleh strategi intensifikasi yakni memaksimalkan tambak garam rakyat yang sudah ada. (*agk:ant)

Marine Digital Summit 2025 IKA ITS, Mendorong Otomatisasi Memacu Pertumbuhan

JAKARTAMU.COM | Upaya mendorong digitalisasi sektor kemaritiman nasional mendapat dorongan baru dalam Marine Digital Summit 2025 di Thamrin Nine...
spot_img

More Articles Like This